Pertama penggunaan obat-obatan terlarang atau NAPZA sangat berkaitan dengan mood seseorang. Jarang seorang pengguna narkoba terpicu ingin "memakai barang" kalau mood-nya bagus. Sebaliknya gangguan mood, banyak masalah emosional, patah hati atau masalah pribadi lainnya bisa mengakibatkan tingginya pemakaian NAPZA.
Dari pemakaian yang sesekali ( occasional user ) sebagai terapi untuk memperbaiki mood / suasana hati, sehingga menjadi kecanduan ( addicted user ) dimana situasi tersebut biasanya semakin memperparah masalah pribadi yang sudah miliki ( superimposed on underlying problem ).
Sama seperti rokok atau alkohol yang digunakan orang sesekali karena memiliki pengaruh "menenangkan" atau "melupakan masalah" sehingga menjadi masalah utama kecanduan nikotin dan overdosis alkohol karena kadar penggunaanya yang meningkat dan pemakaian terus menerus dalam jangka waktu lama.
Banyak pemakai NAPZA dalam tahap adiksi / ketergantungan mengakui memiliki keinginan untuk berhenti / clean dari pemakaian obat, tapi situasi / stress emosional / lingkungan yang kondusif untuk akses NAPZA, menyulitkan para pemakai untuk berhenti total.
Sebagai tindakan preventif, sebelum masuk ke tahap adiksi, seseorang dengan penggunaan NAPZA untuk menanggulangi masalah pribadi / gangguan mood memang sebaiknya mendapat konselling untuk masalahnya tersebut.
Karena meng-intervensi pada tahap adiksi lebih sulit dan kompleks , melibatkan lingkungan sosial ( pergaulan bandar-pemakai ) dan akses terhadap obat-obatan.
Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati ?Karena meng-intervensi pada tahap adiksi lebih sulit dan kompleks , melibatkan lingkungan sosial ( pergaulan bandar-pemakai ) dan akses terhadap obat-obatan.
Bacaan lain yang berkaitan HIV dan AIDS | Morphine and Opioid Drugs | Natural Sleep Aid | Stop Smoking | Ten Ways to Get Rid of Broken Hearted without using Drugs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar