Penyakit Tuberkulosis (TB) yang umumnya menginfeksi paru ternyata erat kaitannya dengan kebiasaan merokok.
Mereka yang mempunyai riwayat merokok berisiko 3-4 kali lebih rentan untuk mengalami infeksi TB.
Berikut presentasi lengkapnya (surel dapat diklik di bawah- sumber dokter spesialis Paru) yang diambil dari peringatan Hari Tuberkulosis sedunia, di Ritz Carlton Jakarta pada 30 Maret 2013.
Dengan adanya pengetahuan tersebut, mudah-mudahan masyarakat lebih menyadari bahaya dari merokok.
Selain memiskinkan orang, menyebabkan penyakit pembuluh darah (resiko stroke dan penyakit jantung koroner meningkat) ternyata rokok juga menyebabkan mekanisme paru normal berkurang fungsinya. Sehingga perokok dan orang/anak yang terkena asap rokok (passive smoker) lebih mudah untuk terinfeksi TB.
Perusahaan rokok memang membayar mahal untuk iklan yang mencitrakan kalau rokok itu keren, identik dengan anak muda yang gaul.
Padahal kenyataannya yang merokok itu banyak orang miskin, yang menggunakan sebagian besar penghasilannya untuk membeli rokok (daripada membeli kebutuhan dasar atau uang sekolah anak).
Semakin lama kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok tentu mencemaskan para pengusaha rokok. Dengan demikian mereka mulai mengeluarkan duit lebih banyak lagi untuk promosi (lihat saja di TV iklan-iklan rokok selalu tampak keren.)
Belum lagi duit yang dikeluarkan untuk mensponsori acara musik atau olahraga, dimana banyak anak muda yang berkumpul dalam satu kesempatan.
Perusahaan rokok men'target' anak-anak muda yang masih labil, di mana semakin muda mereka bisa mulai mencoba rokok dan ketagihan, tentu akan sangat menguntungkan juga bagi perusahaan rokok.
Perusahaan rokok di Indonesia termasuk salahsatu badan usaha yang mengalami keuntungan paling besar. Sebagian besar dari keuntungan tersebut berasal dari kantong orang-orang miskin yang sudah ketagihan rokok.
Ironis bukan?
Hanya masyarakat sendiri yang bisa memutus rantai pemiskinan dengan mengatakan TIDAK pada Nikotin dan Rokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar